Selasa, 17 Mei 2011

Pernikahan Beda Agama Menurut Agama dan Budaya di Indonesia

Pada prinsipnya sebuah pernikahan sah secara hukum apabila memenuhi kedua syarat , baik syarat materil maupun formil . Di Indonesia sendiri syarat sah pernikahan di atur dalam undang - undang no 1 tahun 1974 tentang pernikahan .
Dalam undang - undang itu tepatnya dalam pasal 2 diatur bahwa sebuah pernikahan sah secara hukum apabila dilakukan menurut hukum agama dan kepercayaan masing - masing pihak yang akan menikah dan dicatat menurut peraturan perundang - undangan yang berlaku .

Syarat materil dari sebuah pernikahan yang dimaksud dalam pasal ini adalah bahwa pernikahan yang akan dilakukan sah menurut agama masing - masing pihak .

Pandangan agama - agama mengenai pernikahan beda agama :

- Agama Islam

Dalam Agama Islam terdapat dua aliran yang memberikan pandangan mengenai hal ini . Aliran yang pertama menyatakan bahwa dimungkinkan adanya pernikahan beda agama . Hanya saja hal ini dapat dilakukan jika pihak pria beragama Islam sementara pihak perempuan beragama non Islam . Jika kondisinya adalah sebaliknya maka menurut aliran ini , pernikahan beda agama tidak dapat dilakukan .
Sedangkan di sisi yang lainnya , aliran yang satu lagi mengatakan bahwa dalam agama Islam apapun kondisinya pernikahan beda agama tidak dapat dilakukan sama sekali .

- Agama Katolik

Bagi gereja Katolik pernikahan beda agama antar seorang yang beragama Katolik denga orang yang bukan Katolik dan tidak dilakukan menurut hukum agama Katolik dianggap tidak sah .
Disamping itu pernikahan antara seseorang yang beragama Katolik dan orang yang bukan Katolik atau tidak dibaptis secara Katolik dianggap tidak ideal .
Hal ini dapat dimengerti karena agama Katolik memandang pernikahan sebagai sakramen sedangkan agama lainnya tidak demikian .
Karena itu gereja Katolik menganjurkan agar penganutnya menikah dengan orang yang elah dibaptis secara Katolik juga .

- Agama Kristen Protestan

Pada prinsipnya agama Kristen menghendaki agar penganutnya menikah dengan orang yang seagama karena tujuan utama pernikahan adalah mencapai kebahagiaan sehingga akan sulit tercapai apabila suami istri tidak seiman .
Mereka yang tetap ingin menikah bisa menikah secara sipil dimana kedua belah pihak tetap menganut agama masing - masing . Tetapi pada umumnya gereja tetap tidak memberkati pernikahan mereka .
Gereja bisa memberkati pernikahan itu apabila pihak yang bukan Protestan membuat pernyataan bahwa ia bersedia ikut agama Protestan .
Namun adapula Gereja yang tetap tidak memberkati malah anggota Gereja yang telah menikah dengan orang yang tidak seagama itu dikeluarkan dari Gereja .

- Agama Hindu

Dalam agama Hindu tidak dikenal adanya pernikahan beda agama . Hal ini terjadi karena sebelum pernikahan dilakukan ada upacara keagamaan terlebih dahulu . Apabila salah seorang calon mempelai tidak beragama Hindu maka ia diwajibkan sebagai penganut agama Hindu karena calon mempelai yang bukan Hindu tidak disucikan terlebih dahulu .
Hal ini merupakan ketentuan Seloka V89 Kitab Manawadharmasastra .

- Agama Budha

Dalam agama Budha sebenarnya pernikahan beda agama tidaklah terlalu bermasalah atau dilarang . Mempelai yang tidak beragama Budha tidak diharuskan masuk agama Budha terlebih dahulu namun dalam acara ritual pernikahan kedua mempelai diwajibkan mengucapkan " atas nama Sang Budha , Dharma dan Sangka " yang merupakan dewa - dewa umat Budha .

Dari penjelasan di atas maka dapat dilihat bahwa pernikahan beda agama dapat dilakukan asal memenuhi syarat masing - masing agama dan masing - masing pihak .

Pandangan hukum di Indonesia :

Di Indonesia pernikahan beda agama sesungguhnya sudah diatur secara gamblang di dalam UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 . Pada Pasal 2 UU tersebut dikatakan , “ Pernikahan adalah sah , apabila dilakukan menurut hukum masing - masing agamanya dan kepercayaanya itu ”

Secara tidak langsung , berdasarkan pasal tersebut pernikahan dianggap sah bila kedua pasangan menganut agamanya yang sama . Jika berlainan agama , dengan sendirinya pernikahan tidak dapat dilangsungkan alias dianggap batal secara hukum .

Di Indonesia , sebuah perknikahan wajib di daftarkan di instansi yang telah ditentukan ( KUA bagi pasangan beragama Islam dan Kantor Catatan Sipil bagi pasangan yang beragama Non - Islam ) . Dalam hal ini setiap pasangan yang akan mencatatkan perkawinannya wajib memilih salah satu instansi ini .

Berdasarkan UU No 1 tahun 1974 tentang Pernikahan , di Indonesia tidak dimungkinkan untuk melakukan pernikahan beda agama . Yang kemudian mungkin dapat dilakukan adalah melakukan pernikahan beda agama di luar negeri kemudian mencatatkan pernikahan tersebut di KUA / Kantor Catatan Sipil .

Hikmat Cinta Dalam Kehidupan

Tiada hari tanpa ngobrolin cinta '

Betul itu , tidak salah . Setiap hari dan setiap saat semua orang di dunia ini tak pernah berhenti - henti membicarakan masalah yang berkaitan dengan cinta .

Dalam kehidupan manusia , cinta sering menampakkan diri dalam berbagai bentuk . Kadang - kadang seseorang mencintai dirinya sendiri , kadang - kadang mencintai orang lain . Cinta pada diri sendiri membuat seseorang akan mampu menjaga dirinya . Bayangkan kalau seseorang tidak mencintai diri sendiri , pasti ia takkan peduli dengan kondisi dirinya . Kalau ia sudah mencintai diri sendiri , akan muncul dorongan sebaliknya , yaitu membenci segala sesuatu yang dapat menjatuhkankan dirinya . Namun yang patut diingat adalah cinta pada diri sendiri pun harus diimbangi dengan bentuk - bentuk cinta pada yang lain .

Lalu apa arti cinta itu sendiri ?

Menurut pandangan umum , Cinta adalah sebuah perasaan ingin membagi secara bersama - sama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang . Pendapat lainnya , cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain baik berupa pengorbanan diri , empati , perhatian , memberikan kasih sayang , membantu , menuruti perkataan , mengikuti , patuh , dan mau melakukan apa saja yang diinginkan objek tersebut .

Tapi menurut saya , Cinta itu pada dasarnya adalah untuk saling menyelamatkan , saling melindungi dan membahagiakan diri . Jika kita mencintai diri atau pun orang lain dengan sepenuh hati , itu artinya kita menggantungkan diri pada makhluk yang dengan berbagai kelemahannya belum tentu dapat memberikan semua kebahagiannnya . Oleh karena itu , cinta yang sepenuh hati hanya patut kita berikan pada Tuhan yang sudah pasti memberikan respon yang dapat menentramkan hati , karena Dia pasti akan memberikan balasan setimpal bahkan lebih daripada yang kita berikan kepada - Nya .

Mungkin kita beralasan bahwa respon dari sesama makhluk itu dapat terlihat , sedangkan respon dari - Nya tidak bisa terlihat . Misalnya , kalau kita tertawa kepada seseorang kita bisa langsung melihat responnya , apakah ia membalas tertawa ataukah malah cemberut .

Respon dari Tuhan memang tak dapat terlihat secara kasat mata , namun dapat dirasakan . Nah , untuk dapat merasakannya tentunya seseorang mesti benar - benar tulus dalam mencintai - Nya . Sepanjang cinta kita pada - Nya masih terkalahkan oleh cinta kita pada hal - hal lain selain diri - Nya , tentu kita akan sangat sulit merasakan respon itu . Selain itu , kalau yang menjadi ukuran adalah hal - hal yang kasat mata saja , sangat mungkin apa - apa yang terlihat oelh mata itu sangat bertolak belakang dengan apa yang ada di dalam hati atau pikiran . Contohnya saja saat kita tersenyum pada seseorang dan orang lain pun tersenyum , apa kita bisa memastikan bahwa senyumnya itu pun benar - benar tulus ? Atau jangan - jangan di balik senyumnya itu dia sangat membenci kita , senyumnya hanya sekedar lips service semata . Sungguh , kita betul - betul tidak tahu apa yang sesungguhnya berada di balik respon yang ditampakkan seseorang . Seperti kata pepatah bilang , ' Dalamnya lautan kan kuselami , hati orang siapa yang tahu ' .

Sedangkan Tuhan , Ia Maha Tahu sejauh mana kadar cinta seorang manusia pada diri - Nya . Bahkan , Ia pun tahu sangkaan tiap - tiap hamba - Nya pada diri - Nya . Jadi , respon yang kasat mata tidaklah dapat dijadikan ukuran . Hakikat yang sebenarnya adalah di dalam hati , sesuatu yang amat halus dan lembut , abstrak , tidak berupa dan tidak dapat diraba . Segala tindakan yang dilakukan akan terasa lebih indah bila dilakukan dengan hati . Lain lagi ceritanya kalau hanya dilakukan karena dorongan fisiologis semata .

Saat melihat di jalanan ada dua bocah ABG yang sedang asyik - asyiknya bercanda dan tertawa dengan mesra dibawah remang - remang lampu taman , seolah - olah dunia milik mereka berdua . Hampir semua orang pasti pernah mengalami berbagai pengalaman tentang asam - manis - pahitnya cinta . Mulai dari main mata , lirik sana lirik sini , kenalan , pacaran , seterusnya dan seterusnya. Maka aku dapat mengambil kesimpulan, kadang manusia itu seperti hewan, cinta hanya digunakan untuk menipu , hanya untuk sekadar memenuhi bisikan setan yang ngakak puas dengan akal bulusnya yang diikuti mereka . Setelah pengalaman yang dialami selama ini , pantaslah banyak yang mendesis pada mereka , ' Kasihan , pastilah tak terpikir oleh mereka tentang getirnya sebuah pengkhianatan ' Dan pastilah mereka sudah beranggapan bahwa yang mereka rasakan sekarang adalah yang disebut dengan cinta .

Kita tentu tahu , cinta zaman sekarang sudah dibentuk oleh opini media massa , acara televisi contohnya , mulai model cintanya orang - orang Barat hingga roman picisan yang dikemas dalam bentuk sinetron , sineTV , FTV atau apa pun lah namanya . Itu semua ternyata hanyalah kamuflase belaka . Disadari atau tidak , diakui atau tidak , berbagai acara itu telah mengajarkan kita tentang cinta yang semu . Dan anehnya , orang selalu mengikuti setiap pesan tanpa berpikir panjang apakah pesan itu positif atau negatif untuk dirinya . Atau mungkin kita terlalu dungu , tidak mengerti sebuah trik dari sekelompok orang dibalik layar yang membuat skenario semua ini . Wajarlah kalau para remaja mudah sekali mereka jadikan sebagai objek . Dan memang luar biasa sekali pengaruh media massa , begitu mudah mengubah perilaku orang .

Begitulah realita cinta yang saya saksikan kini . Kalau selama ini kita selalu patuh terhadap pesan cinta yang ditampilkan oleh si sutradara , kenapa kita tak mencoba patuh kepada pesan cinta dari Sang Maha Sutradara . Kalau kita mencintai seseorang , cintailah dia ala kadarnya . Karena bisa jadi ia membenci kita . Kalau kita membenci seseorang , bencilah dia ala kadarnya . Karena bisa jadi ia mencintai kita . Jadikanlah cinta untuk mendapatkan berkat - Nya , dan janganlah kita mencari cinta untuk mendapatkan kenikmatan sesaat yang menyesatkan .

Tak ada yang kebetulan di dunia ini . Semuanya berjalan atas rencana dan pengetahuan Tuhan . Bahkan tiada sehelai daun pun yang gugur , melainkan Dia mengetahuinya . Berbicara cinta , artinya berbicara keyakinan . Lantunan cinta , adalah tembang pengorbanan yang menumbuhkan ketegaran dan daya juang yang tinggi . Hingga saat cinta terkhianati , tak berujung putus asa atau penyesalan . Dan bila cinta terjawab , Tuhan pun kan selalu menyertai .

Jadi makna cinta sejati sederhananya , menurut saya adalah cinta terhadap seseorang yang didasari atas kecintaan yang sama terhadap Tuhan , bukan karena si dia cakep , cantik , tajir , pinter , dan semua objek fisiologis lainnya . Itu semua hanyalah opsional . Sebab , cinta yang berasal dari satu keyakinan akan timbul sebuah kepercayaan , dari sebuah kepercayaan lahirlah kesetiaan dan dari kesetiaan maka itulah yang disebut dengan cinta .

Mengapa Manusia Menciptakan Keindahan ?

Keindahan

Kata keindahan berasal dari kata indah , artinya bagus , permai , cantik , elok , molek dan sebagainya . Keidahan identik dengan kebenaran . Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi , dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah . Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah . Keindahan juga bersifat universal , artinya tidak terikat oleh selera perseorangan , waktu dan tempat , kedaerahan , selera mode , kedaerahan atau lokal .

Apakah keindahan Itu ?

Keindahanberasal dari kata Indah , Keindahan atau " Beauty " adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , Keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang , cantik , bagus , benar atau elok . Keindahan juga dapat memberikan kita rasa keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus bertambah . Contohnya jika kita bermusik kita akan mencari " feel " apa yang cocok untuk hati kita . Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni seperti pemandangan alam ( pantai , gunung , danau , bunga , lereng gunung ), manusia ( wajah , mata , rambut , tubuh ) , rumah ( halaman , tataan perabot rumah tangga ) , suara , warna , dan sebagainya .

Semua itu termasuk indah yang merupakan ciptaan Tuhan secara langsung . Betapa indahnya pemandangan matahari pagi dari timur dan pemandangan sore hari ketika matahari sedang menuju peraduannya di ufuk barat bumi ini . Demikian juga pemandangan yang indah ciptaan Tuhan yang muncul dari perpaduan gunung yang menghijau dengan samudera yang membiru . Indahnya pemandangan alam lepas , apalagi saat bulan purnama yang sejuk dengan desiran angin sepoi - sepoi basah . Keindahan seperti itu sudah merupakan keindahan yang universal . Semua lapisan masyarakat akan merasakan betapa indahnya ciptaan Tuhan .

Keindahan juga identik dengan kebenaran . Keindahan adalah kebenaran , dan kebenaran adalah keindahan . Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi , dan mempunyai daya tarik yang bertambah , yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah . Karena itu tiruan lukisanMonalisa tidak indah karena dasarnya tidak benar .

Keindahan juga bersifat Universal , yang tidak terikat oleh selera perorangan , waktu dan tempat , selera mode , kedaerahan . Kemudian pertanyaannya apakah keindahan itu ? Apakah nilai Estetik itu ? Yang mendorong manusia menciptakan keindahan .

1. Apakah Keindahan itu ?
Menurut sejarah Yunani kuno abad 18 , pada saat itu pengertian keindahan telah di pelajari oleh para Filsuf . Menurut The Liang Gie dalam bukunya " Garis Besar Estetik " ( Filsafat Keindahan ) , dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan dengan kata " Beautiful " , bahasa Perancis " Beau " , Italia dan Spanyol " Bello" , kata - kata itu berasal dari bahasa Latin " Bellum" , akar katanya adalah " Bonum " yang berarti Kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi " Bonellum " dan terakhir dipendekkan menjadi " bellum" . Kemudian menurut luas cakupannya , Keindahan dibedakan menjadi tiga macam pengertian , yaitu :
- Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas , menurut The Liang Gie , mengandung gagasan tentang kebaikan . Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato , yang menyangkut adanya watak yang indahdan hukum yang indah : Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan , Plotinus yang berbicara tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa yang biasa dibicarakan oleh orang - orang Yunani mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah . Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya " Syimmetria" , untuk keindahan berdasarkan pengelihatan . ( misalnya pada seni pahat dan arsitektur ) dan " Harmonia " untuk keindahan bedasarkan pendengaran ( musik ) . Jadi pengertian yang seluas - luasnya meliputi :
- Keindahan Seni
- Keindahan Alam
- Keindahan Moral
- Keindahan Intelektual

- Keindahan dalam arti estetika murni
Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya .

- Keindahan dalam arti terbatas
Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda - benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan , yakni berupa keindahan bentuk dan warna . Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan - penerapan inderawi kita ( Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions ) . Thomas Aquinos( 1225 - 1274 ) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat ( Id qout visum placet ) .

2. Nilai Estetika
Kata estetika berasaldari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau sensitivitas , karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan dengan lidah dan perasaan . Dalam pengertian teknis , Estetika adalah ilmu keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan , kecantikan secara umum . Pengertian iniberdasarkan kepada , bila kita memandang sesuatu obyek dan obyek itu dapat memberikan rasa senang , puas dan sebagainya yang sejalurdengan kata tersebut , maka dapat dikatakan obyek yang dipandang itu mengandung keindahan . Dalam perkembangannya , pengertian ini , kemudian berubah meluas , tidak lagi berkaitan dengan lidah dan perasaan , tetapi berhubungan dengan pikiran , etika dan logika .

Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa , pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai Moral , nilai Ekonomi , nilai Pendidikan , dan sebagainya . Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut Nilai Estetik . Masalah sekarang ialah : apakah Nilai Estetik itu ?
Dalam bidang filsafat , istilah nilai sering kali dipakai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan ( Worth ) atau kebaikan ( Goodness ) . Dalam " Dictionary Of Sociology And Related Science " diberikan rumus tentang nilai sebagai berikut :
" The believed Capacity of any object to saticgy a human desire . The Quality of any object which causes it be of interest to an individual or agroup " ( Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia . Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok ) .

Apa sebab manusia menciptakan keindahan ?

1. Tata Nilai Yang Telah Usang

Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan ( misalnya kawin paksa, pingitan) novel yang menggambarkan keadaan ini ialah "layar berkembang" oleh Sutan Takdir Alisyahbana, atau "Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.

2. Kemerosotan Zaman

Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai-nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemorosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad (misalnya korupsi, pencuriaan, kejahatan seksual dll) tanpa menghiraukan ketentuan hukum agama dan moral masyarakat.

3. Keagungan Tuhan

Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian – kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahaan ciptaan Tuhan itu sendiri. Seindah-indah nya ciptaan manusia, tidak akan bisa menyamai keindahaan ciptaan Tuhan itu sendiri. misalnya Kecantikan seorang wanita yang di ciptakan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.

Cerita Rakyat Sumatera Utara - Legenda Putri Bidadari

Gadis ini selalu dipingit oleh kedua orangtuanya karena parasnya yang cukup cantik bagai seorang bidadari. Di zamannya, gadis ini diyakini yang tercantik diantara gadis-gadis di Silindung (Tarutung). Tak heran, banyak pria yang tergila-gila kepadanya. Namun gadis ini menurut cerita masyarakat dan keturunan keluarganya yang saat ini masih hidup terakhirnya menikah dengan seekor ular.
Berawal saat si boru Natumandi diusianya yang sudah beranjak dewasa, memiliki pekerjaan sehari-hari sebagai seorang petenun ulos. Di sebuah tempat khusus yang disediakan oleh orangtuanya, setiap hari Si boru Natumandi lebih sering menyendiri sambil bertenun, kesendirian itu bukan karena keinginannya untuk menghindar dari gadis-gadis desa seusianya, namun karena memang kedua orangtuanya-lah memingit karena terlalu sayang.

Salah satu warga Desa Hutabarat yakni Lomo Hutabarat (51) yang mengaku satu garis keturunan dengan keluarga Si Boru Natumandi belum lama ini berkata, bahwa dulunya kampung halaman Si boru Natumandi adalah di Dusun Banjar Nahor, Desa Hutabarat, namun dusun itu kemudian pindah sekitar 500 meter dari desa semula dan sekarang diberi nama Dusun Banjar Nauli.

Dikatakan Lomo Hutabarat, bahwa dari 3 anak si Raja Nabarat (Hutabarat) antara lain Sosunggulon, Hapoltahan dan Pohan, Si boru Natumandi dikatakan berasal dari keturunan Hutabarat Pohan. Sementara itu keturunan Si boru Natumandi lainnya yakni L Hutabarat (76) mengisahkan, bahwa dia juga tidak mengetahui persis cerita yang sebenarnya tentang Si boru Natumandi, menurutnya ada beberapa versi tentang legenda gadis cantik ini.

Berikut kisah Siboru Natumandi yang diketahui L Hutabarat. Suatu hari di siang bolong, Si boru Natumandi sibuk bertenun di gubuk khususnya, tiba-tiba seekor ular besar jadi-jadian menghampirinya, konon ular tersebut dikatakan orang sakti bermarga Simangunsong yang datang dari Pulau Samosir. Saat ular itu berusaha menghampiri si boru Natumandi, ia justru melihat sosok ular tersebut adalah seorang pria yang gagah perkasa dan tampan. Saat itulah, sang ular berusaha merayu dan mengajak Si boru Natumandi untuk mau menikah dengannya.

Melihat ketampanan dan gagahnya sang ular jadi-jadian tersebut, Si boru Natumandi akhirnya menerima pinangan tersebut, setelah pinangannya diterima, sang ular kemudian mengajak Si Boru Natumandi untuk pergi menuju ke arah sungai Aek Situmandi dan melewati tempat pemandian sehari-hari Si boru Natumandi di Sungai Aek Hariapan. Dari tempat itu, mereka meninggalkan pesan kepada orangtua Si Boru Natumandi dengan cara menabur sekam padi dari tempat bertenun hingga ke Liang Si boru Natumandi sekarang. Pesan sekaligus tanda itu artinya agar Bapak/Ibu dan semua keluarga mengetahui kalau dia telah pergi dan akan menikah dengan seorang pria, dimana sekam padi tersebut bermakna sampai dimana sekam ini berakhir, disitulah Si Boru Natumandi berada.

Sore harinya, saat kedua orangtuanya pulang dari perladangan, mereka mulai curiga melihat putri semata wayang mereka tidak ada ditempatnya bertenun dan juga tidak ada dirumah, akhirnya kedua orangtuanya memutuskan untuk memberitahukan warga sekitar untuk melakukan pencarian.
Melihat sekam padi yang bertaburan bak sebuah garis pertanda dan tak kunjung ditemukannya Si boru Natumandi hingga keesokan harinya, akhirnya taburan sekam di tepi sungai Aek Situmandi dan berujung disebuah liang/gua yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari kampung halaman Si boru Natumandi diyakini kalau Si boru Natumandi menikah dengan seekor ular.

Namun versi cerita lainnya, ternyata Si boru Natumandi tidak menikah dengan siluman ular yang bermarga Simangunsong, akan tetapi siluman ular tersebut malah meninggalkan si boru Natumandi begitu saja disebuah hamparan tak berpenduduk.

Setelah ditinggalkan begitu saja, Si boru Natumandi terus menerus menangis karena telah tertipu siluman ular tersebut, namun ketika itu seorang pengembala datang dan menghampirinya, penggembala tersebut juga terpikat melihat keindahan tubuh dan kecantikannya, lalu sipengembala mengajaknya agar mau menikah dengannya. Konon dalam versi ini, si pengembala tersebut dikatakan bermarga Sinaga.

Si pengembala kemudian membawa Si boru Natumandi ke Pulau Samosir untuk dinikahi. Berselang beberapa generasi keturunan si boru Natumandi dan si pengembala bermarga Sinaga tersebut di Samosir, keturunannya dikatakan pernah berusaha mencari asal usul si boru Natumandi (Untuk mencari Tulang/pamannya). Usaha pun dimulai dengan menyeberangi Danau Toba dengan sebuah perahu kayu menuju Kota Tarutung dengan membawa sejumlah makanan khas adat batak. Namun sesampainya di Sipoholon (Kota Sebelum Tarutung saat ini) ada keturunan Hutabarat Pohan bermukin disana, yakni dari keturunan Raja Nabolon Donda Raja.

Saat rombongan bertanya tentang Si boru Natumandi, keturunan Raja Nabolon Donda Raja yang tinggal di Sipoholon langsung mengakui kalau merekalah keturunan si boru Natumandi, dan saat itu makanan yang dibawa keturunan si boru Natumandi langsung mereka terima hingga akhirnya acara syukuran pun dilakukan. Padahal keturunan Si boru Natumandi sebenarnya adalah anak kedua dari si Hutabarat Pohan yakni si Raja Nagodang yang sampai saat ini masih ada tinggal di Dusun Banjar Nauli.

Setelah acara syukuran dilakukan, rombongan keturunan Si Boru Natumandi pun berangkat kembali ke Samosir untuk memberitahukan kabar tersebut kepada keluarga. Namun saat menyeberangi Danau Toba perahu yang mereka tumpangi tenggelam hingga semua yang ada dalam perahu meninggal dunia.

Versi selanjutnya, Si boru Natumandi dikatakan menikah dengan resmi, hal ini menurut L Hutabarat, karena sejak dia masih kecil pernah melihat sebuah guci yang terbuat dari kayu tempat mas kawin si boru Natumandi di rumah saudaranya boru Simatupang. Saat itu, boru Simatupang mengatakan kepada L Hutabarat bahwa guci tersebut adalah tempat mas kawin si boru Natumandi.

Guci tersebut konon memiliki sejarah tersendiri, dimana isi guci tersebut hanya dipenuhi kunyit yang suatu saat akan berubah menjadi kepingan/batangan emas, hal ini diberikan dan dipastikan keluarga suami Si boru Natumandi yang memiliki kesaktian, dan selanjutnya kepada kedua orangtuanya diminta untuk tidak membuka guci tersebut sebelum tujuh hari tujuh malam. Akan tetapi, orangtua Si boru Natumandi melanggar permintaan tersebut.

Setelah kedua orangtuanya membuka guci itu, ternyata kunyit tersebut sudah mulai berubah mejadi batangan emas murni. Nasib sial pun dialami kedua orangtua Si boru Natumandi kala itu. Tatkala usia orangtua Si boru Natumandi beranjak ujur, akhirnya mereka menimbun emas tersebut di Dolok Siparini (Masih di Desa Hutabarat) karena takut akan menjadi bahan rebutan bagi adik-adiknya dan keluarganya (Dari pihak laki-laki) suatu saat nanti, sebab banyak diantara keluarganya yang mengetahui tentang kisah guci ini.


Saat ini, lokasi Gua Liang Si Boru Natumandi dijadikan sebagai salah satu objek wisata oleh Pemkab Taput. Banyak orang berkunjung ke tempat ini untuk meminta rejeki atau hal-hal lain. Hal terbukti dimana di lokasi liang Si Boru Natumandi terdapat tumpukan-tumpukan sesajen yakni berupa puntungan-puntungan rokok yang tersusun teratur dan beberapa kelopak daun sirih. Sayangnya, penataan objek wisata ini masih kurang mendapat perhatian dari pihak Pemkab Tapanuli Utara. Sebab di sekitar lokasi ini, masih belum ada penataan objek wisata yang baik, dan masih banyaknya sampah di areal gua ini.

Penjabaran Nilai Kesusastraan

Karya sastra yang baik senantiasa mengandung nilai . Nilai itu di­kemas
dalam wujud struktur karya sastra, yang secara implisit terdapat dalam alur,
latar, tokoh, tema, dan amanat atau di dalam larik, kuplet, rima, dan irama.
Nilai yang terkandung dalam karya sastra itu, antara lain, adalah sebagai ber­ikut:

(1) nilai hedonik (hedonic value), yaitu nilai yang dapat memberikan kese­nangan
secara langsung kepada pembaca;

(2) nilai artistik (artistic value), yaitu nilai yang dapat memanifestasikan suatu seni
atau keterampilan dalam melakukan suatu pekerjaan;

(3) nilai kultural (cultural value), yaitu nilai yang dapat memberikan atau me­ngandung
hubungan yang mendalam dengan suatu masya­rakat, peradaban, atau kebuda­yaan;

(4) nilai etis, moral, agama (ethical, moral, religious value), yaitu
nilai yang da­pat mem­berikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang
berkaitan de­ngan etika, moral, atau agama;

(5) nilai praktis (practical value), yaitu nilai yang mengandung hal-hal praktis yang
dapat diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Total Tayangan Laman
892

Rabu, 10 November 2010

kemanusiaan

PENDAHULUAN PARA PEMBAWA SENGSARA DI ABAD KE-20

Abad ke-20 yang baru saja kita tinggalkan adalah abad peperangan dan pertikaian yang membawa bencana, penderitaan, pembantaian, kemiskinan, dan kerusakan dahsyat. Jutaan orang terbunuh, terbantai, mati kelaparan, terlantar tanpa rumah, tempat bernaung, perlindungan ataupun uluran tangan. Dan semua ini terjadi tanpa tujuan apapun selain demi membela ideologi-ideologi menyimpang. Jutaan orang diperlakuan secara tidak manusiawi yang bahkan binatangpun tidak pantas mendapatkannya. Hampir di setiap waktu dan tempat muncul para penguasa kejam dan diktator yang bertanggung jawab atas segala penderitaan dan bencana ini. Mereka adalah Stalin, Lenin, Trotsky, Mao, Pol Pot, Hitler, Mussolini, Franco.... Sebagian orang-orang ini berideologi sama, sedangkan sebagian lain adalah musuh bebuyutan bagi yang lain. Hanya karena alasan sederhana seperti pertentangan ideologis, mereka menyeret masyarakat ke jurang pertikaian, menjadikan sesama saudara saling bermusuhan, memicu peperangan di antara mereka, melempar bom, membakar dan merusak mobil, rumah, dan pertokoan, serta menggerakkan demonstrasi yang penuh kekerasan. Mereka mempersenjatai orang-orang yang kemudian menggunakannya tanpa belas kasihan untuk memukul pemuda, orang tua, pria, wanita, dan anak-anak hingga mati, atau memaksa orang berdiri menghadap tembok dan menembaknya... Mereka begitu bengis hingga tega mengarahkan senjata ke kepala orang lain dan, dengan menatap matanya, membunuhnya, lalu menginjak kepalanya dengan kaki mereka, hanya karena orang tersebut mendukung paham lain. Mereka mengusir orang-orang dari rumahnya, tidak peduli apakah mereka wanita, anak-anak atau orang tua...

Inilah gambaran singkat tentang bencana di abad ke-20 yang baru saja kita lewati: orang-orang yang mendukung berbagai ideologi yang saling bertentangan, dan yang menenggelamkan umat manusia dalam penderitaan dan genangan darah, dengan mengatasnamakan berbagai ideologi ini.

Fasisme dan Komunisme berada di barisan terdepan dari beragam ideologi yang telah menyebabkan umat manusia menderita di masa suram tersebut. Keduanya seolah terlihat saling bermusuhan, sebagai paham yang berusaha untuk saling menghancurkan. Namun, terdapat fakta yang sungguh menarik di sini: ideologi-ideologi ini tumbuh dan dibesarkan oleh satu sumber ideologis yang sama, serta mendapatkan pengukuhan dan pembenaran dari sumber tersebut. Dan berkat sumberinilah ideologi-ideologi ini mampu menarik masyarakat untuk berpihak kepada mereka. Pada pandangan pertama, sumber ini tidak pernah menarik perhatian siapapun, senantiasa berada di balik layar hingga sekarang, dan selalu menampakkan diri di hadapan umum dengan wajah tak berdosa mereka. Sumber ini adalah filsafat materialisme, dan DARWINISME, yakni bentuk penerapan filsafat materialisme di alam kehidupan.


Darwinisme muncul di abad ke-19 sebagai penghidupan kembali sebuah mitos yang berasal dari bangsa Sumeria dan Yunani Kuno oleh seorang biologiwan amatir Charles Darwin. Sejak saat tersebut, Darwinisme telah menjadi sumber inspirasi utama di balik semua ideologi yang menghancurkan umat manusia. Dengan berkedok ilmiah, Darwinisme memberi jalan bagi ideologi-ideologi tersebut beserta para pendukungnya untuk melakukan tindakan politis demi mendapatkan sebuah pembenaran palsu.

Dengan pembenaran palsu ini, tak lama kemudian teori evolusi meninggalkan bidang ilmu biologi serta palaeontologi, dan mulai merambah ke hubungan antar manusia hingga ke masalah sejarah, serta mempengaruhi bidang-bidang lain, dari politik hingga ke kehidupan sosial. Karena Darwinisme berisi gagasan tertentu yang mendukung sejumlah aliran pemikiran yang mulai mengarah ke pergerakan dan menunjukkan keberadaannya di abad ke-19, Darwinisme mendapatkan dukungan luas dari kalangan ini. Terutama sekali, orang mulai mencoba menerapkan gagasan bahwa terdapat "perjuangan untuk mempertahankan hidup" di antara mahluk hidup di alam, dan, akibatnya, gagasan bahwa "yang kuat bertahan hidup, sedangkan yang lainnya kalah dan musnah" mulai diterapkan pada pemikiran dan perilaku manusia. Ketika pernyataan Darwinisme tentang "alam adalah arena perjuangan dan pertikaian" mulai diterapkan pada manusia dan masyarakat, maka gagasan Hitler untuk membangun ras manusia pilihan, pernyataan Marx tentang "sejarah umat manusia adalah sejarah perjuangan antarkelas masyarakat", keyakinan kapitalisme bahwa " yang kuat tumbuh lebih kuat dengan mengorbankan yang lemah," penjajahan negara dunia ketiga oleh bangsa-bangsa penjajah seperti Inggris, penderitaan bangsa terjajah akibat perlakuan tak manusiawi dari penjajah, perlakuan rasis dan diskriminasi terhadap orang-orang kulit berwarna, kesemuanya ini mendapatkan semacam pembenaran.

Meskipun seorang evolusionis, Robert Wright, pengarang buku The Moral Animal (Moral Binatang), merangkum berbagai bencana kemanusiaan yang ditimbulkan teori evolusi sebagaimana berikut :

Bagaimanapun juga, teori evolusi memiliki sejarah panjang yang sebagian besarnya kelam pada penerapannya dalam masalah kemanusiaan. Setelah bercampur dengan filsafat politik di sekitar peralihan abad ini untuk membentuk ideologi tidak jelas yang dikenal dengan "Darwinisme sosial", ideologi ini digunakan oleh kaum rasis, fasis dan kapitalis yang tidak memiliki hati nurani.1

Seperti yang akan diuraikan dalam buku ini beserta bukti-bukti yang ada di dalamnya, Darwinisme bukanlah sekedar teori yang berusaha menjelaskan asal mula kehidupan dan hanya terpaku pada bidang ilmu pengetahuan. Darwinisme adalah sebuah dogma yang masih dengan gigih dan keras kepala dipertahankan oleh para pendukung ideologi tertentu, meskipun telah dibuktikan sama sekali keliru dari sudut pandang ilmiah. Di masa kini, banyak ilmuwan, politikus, dan para pemikir, yang menyadari sisi gelap Darwinisme ataupun tidak, mendukung dogma ini.

Jika setiap orang mengetahui ketidakabsahan ilmiah teori ini, yang telah mengilhami para diktator kejam dan mentalitas serta cara berpikir yang bengis, tidak manusiawi dan mementingkan diri sendiri, maka ini akan mengakhiri riwayat ideologi-ideologi berbahaya tersebut. Mereka yang melakukan dan merencanakan kejahatan tidak akan mampu membenarkan tindakan mereka sendiri dengan mengatakan, "Ini adalah hukum alam." Mereka tidak akan lagi memiliki apa yang disebut dengan pembenaran ilmiah bagi cara pandang mereka yang mementingkan diri sendiri dan tidak mengenal belas kasih.

Ketika pemikiran Darwinisme yang menjadi akar berbagai ideologi berbahaya pada akhirnya dirobohkan, maka hanya ada satu kebenaran yang tersisa. Yakni kebenaran bahwa semua manusia dan alam semesta diciptakan oleh Allah (Tuhan). Mereka yang memahami hal ini juga akan menyadari bahwa satu-satunya kenyataan dan kebenaran yang ada terdapat dalam kitab suci yang Allah turunkan untuk kita. Ketika sebagian besar manusia menyadari kebenaran ini, penderitaan, kesulitan, pembantaian, bencana, ketidakadilan, dan kemiskinan di dunia akan tergantikan oleh pencerahan, keterbukaan, kemakmuran, ketercukupan, kesehatan, dan keberlimpahan. Karenanya, setiap pemikiran menyimpang yang berbahaya bagi kemanusiaan harus terkalahkan dan tersingkirkan oleh ajaran mulia yang membawa keindahan dan kedamaian dalam kehidupan manusia. Membalas batu dengan batu, pukulan dengan pukulan, dan serangan dengan serangan yang lain bukanlah sebuah pemecahan masalah. Pemecahan masalah yang sesungguhnya adalah menghancurkan pola pikir mereka yang melakukan segala tindakan ini, dan dengan sabar dan santun menjelaskan kepada mereka satu-satunya kebenaran untuk menggantikan kesalahan cara berpikir yang mereka anut.

Tujuan penulisan buku ini adalah menunjukkan kepada mereka yang mempertahankan Darwinisme tanpa memahami sisi gelapnya, sadar ataupun tidak, apa yang sebenarnya mereka dukung, dan untuk menjelaskan apa yang akan menjadi tanggung jawab mereka jika tetap berpaling dari kebenaran ini. Tujuan lainnya adalah untuk menyadarkan dan memberi peringatan kepada mereka yang tidak mempercayai Darwinisme, akan tetapi pada saat yang sama tidak juga melihatnya sebagai ancaman bagi kemanusiaan.

<

kenakalan remaja

Kenakalan Remaja, Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan


Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak dalam kenakalan remaja.

Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah kami bertindak Lantas apa hubungan profesi orang tua dengan dengan anak-anaknya, apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian ?.

Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.

Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.

Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?

Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja tersebut untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan ke dalam kenakalan remaja.

Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua

Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.

Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.

Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.

Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.

Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.

terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.

Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita para remaja belia, dengan selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja, semoga.