Rabu, 27 Oktober 2010

We Know nothing and we know all things

We know nothing “ atau “ We know all things” ?
We know nothing, jika kita terjemahkan dalam bahasa indonesia artinya “Kita tidak tahu apa-apa”. Apa yang akan anda lakukan jika tidak mengetahui sesuatu yang ingin anda ketahui ? .
Jelas anda akan mencari tahu tentang sesuatu tersebut bukan? . Berbeda lagi jika kita sudah merasa “We know all things” yang berarti “kita tahu semuanya”. Jika kita sudah merasa mengetahui semuanya, kita tidak akan mencari tahu tentang suatu apapun. Kita tidak akan pernah mau belajar hal-hal yang baru, kita tidak akan pernah bertanya kepada siapapun, Tidak ada kemauan lagi untuk menggali ilmu-ilmu baru yang jumlahnya tak terbatas didunia ini.
Kembali lagi jika kita masih merasa We Know Nothing. Kita akan selalu mecari tahu tentang hal-hal yang baru, kita akan terus dan terus belajar mengenai hal-hal yang baru, kita akan banyak bertanya kepada orang lain, kita akan mempunyai motivasi tinggi untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya.
Nah, Anda tidak mengetahui apapun atau anda sudah merasa mengetahui semuanya ?
Saya sendiri masih merasa tidak mengetahui apapun dan masih terus mencari tahu tentang sesuatu, hal-hal baru, dan menggali ilmu sebanyak-banyaknya yang jumlahnya tak terhingga didunia ini.
“Better know nothing than half-know many things”
Maksud dari ungkapan diatas adalah lebih baik tidak tahu apa-apa dari pada setengah tahu banyak hal. Dengan tidak tahu apa-apa, maka kita akan bergerak untuk mencari tahu. Kita akan bergerak untuk menggali informasi tentang sesuatu yang ingin kita ketahui. Kita akan berusaha untuk memperdalam pengetahuan tentang sesuatu tersebut. Setelah kita cukup tahu, maka kita akan mengekspresikan atau menindak lanjuti pengetahuan kita tersebut didalam kehidupan sehari-hari.
Berebeda jika “We half-know many things”, kita tahu banyak hal, namun hanya setengah-setengah atau tidak sepenuhnya tahu. Kita hanya sekedar tahu, namun tidak melakukan tindakan atas pengetahuan-pengetahuan yang kita miliki.
Apalah gunanya pengetahuan tetapi kita tidak melakukan tindakan apapun. Ilustrasinya seperti berikut. Di lingkungan kampus, pihak pengelola kampus sudah memasang peringatan untuk tidak merokok di area kampus, peringatan tersebut sudah terpampang jelas dan tentunya semua mahasiswa tahu mengenai peringatan tersebut. Namun didalam kenyataanya masih banyak mahasiswa yang tetap saja merokok di area kampus.
Nah, hal ini berarti mahasiswa sebenarnya tahu bahwa mereka dilarang merokok diarea kampus. Tetapi mahasiswa tersebut tidak sepenuhnya tahu mengapa pihak pengelola melarang mereka merokok diarea kampus. Yang mereka tahu hanyalah larangan, tanpa mereka ketahui mengapa larangan tersebut diberlakukan. Mahasiswa tidak mau tahu akibat-akibat yang ditimbulkan dari perbuatan merokok tadi. Mereka tidak mau tahu bahwa dengan merokok, dapat membahayakan orang lain, merugikan orang lain,menyusahkan orang lain. Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif. Hal ini yang saya maksud dengan membahayakan orang lain, dengan perbuatan merokok berati kita membahayakan kesehatan orang lain, membahayakan jiwa orang lain dan tentunya merugikan orang lain karena mereka membayar biaya kesehatan akibat perbuatan kita. Setelah merokok, biasanya mahasiswa mematikan rokoknya dengan menempelkan dilantai dan meninggalkan bekas atau noda pada lantai. Cleaning service akan kesulitan untuk membersihakan noda tadi yang berarti anda menyusahkan orang lain bukan ? .
Bagaimana mencari tahu tentang sesuatu yang ingin anda ketahui tersebut ?
Banyak hal yang akan kita lakukan jika kita masih merasa tidak mengetahui apapun.
Pertama, kita akan mencari tahu sesuatu yang ingin diketahui, bagaimana mencari tahu sesuatu yang yang ingin kita ketahui ?
Membaca !
Membaca buku, koran, majalah atau dari media yang lain, akan melatih otak kita untuk memusatkan pikiran. Otak kita diajak untuk memperhatikan kata demi kata yang ada pada teks tersebut. Karena kalau kita kehilangan bebeapa kata saja, bisa jadi kita tidak akan bisa menangkap keseluruhan maksud dari kalimat yang ada. Kalimat-kalimat yang menarik akan merangsang saraf otak kita untuk bekerja dan mengamati hal menarik tersebut.
Ada penelitian yang membuktikan bahwa membaca buku bisa mencegah kita dari penyakit pikun. Mungkin karena kita selalu diajak berpikir ketika kita membaca, sehingga otak kita bisa tetap aktif.
Berikut beberapa manfaat dari membaca yang dijelaskan oleh DR. Aidh bin Abdullah al-Qarni, MA, sumber : ”Don’t be Sad” :
1. Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan,
2. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja,
3. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata,
4. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir,
5. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan mengingkatkan memori dalam pemahaman,
6. Dengan sering membaca seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksana dan kecerdasan para sarjana,
7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya, baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya di dalam hidup,
8. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku-buku yang bermanfaat, terutama buku-buku yang ditulis oleh penuli-penulis muslim yang saleh. buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkannya dari kejahatan,
9. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya gara tidak sia-sia, dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat,
10. Lebih lanjut lagi, ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis di antara baris demi baris (memahami apa yang tersirat).
Memabaca juga ada tekniknya sehingga kita tidak lupa dengan apa yang kita baca.
Mengapa membaca suka lupa ?
Kita memiliki keterbatasan dalam penerimaan memori. Ada bagian yang membuat kita bisa melupakan hal yang telah kita baca, Kita lihat atau kita alami.
Karena proses membaca, kita bahas dari mata saja ya.
Informasi berjalan seperti ini:
Informasi dari visual –> disimpan di dalam pusat memori (hipokampus) –> masuk ke short term memory –> long term memory
Prosesnya jika kita membaca biasa, umumnya mereka hanya mendapatkan 50% perngertian itu. Setelah 48 jam ditampung dalam hipokampus, ternyata hanya tinggal 10% saja yang diteruskan ke memori jangka panjang.
dengan usaha yang begitu besar, kita ternyata hanya memahami 5% dari buku yang kita baca.
Sedangkan inti dari buku adalah 4 – 11%. Pertanyaannya apakah 5% itu termasuk ke dalam 4 – 11% ini?
Jika termasuk, maka Anda tanpa melihat buku pun bisa menceritakan pengertian Anda dari buku yang Anda baca.
Namun kebanyakan bukan itu yang kita dapatkan. Dan kita tidak bisa menjelaskan apa yang ada dalam buku itu. Apa yang kita dapatkan sesuai dengan tujuan kita membaca buku.
Untuk mendapatkannya, kita perlu meningkatkan keaktifan dalam membaca.
Bacakilat dengan serangkaian teknik membaca yang aktif, membantu Anda memasukkan informasi ke dalam memori jangka panjang. Dengan semua informasi berada dalam memori jangka panjang ini, Anda akan dengan mudah memancing informasi ini keluar.
Anda mendapatkan informasi 4 – 11% dari inti buku dengan mudah dan mendapatkan tujuan yang Anda inginkan.
Bagaimana memaksimalkan cara biasa dalam membaca?
Anda perlu memberikan gambaran besar kepada diri Anda. Apa yang ada dalam buku ini dan apa yang ingin Anda dapatkan dari membaca buku ini.
dengan dua hal ini dilakukan, maka keefektifan dalam membaca akan jauh lebih baik dibanding sebelumnya.
Cara meningkatkan minat baca :
Yaitu dengan cara membangun motivasi membaca (motivation to read) terlebih dahulu. Motivasi internal atau motivasi yang berasal dari dalam diri kita sendiri lebih utama. Kita juga bisa membaca riwayat hidup biografi tokoh-tokoh nasional dan internasional untuk memotivasi diri kita. Coba simak aktivitas intelektual yang mereka lakukan. Hampir semua tokoh menyukai aktivitas membaca dan seakan-akan tak bisa hidup tanpa membaca.
Setelah kita benar-benar termotivasi, maka kita perlu membuat target membaca. Buku apa yang harus dibaca hari ini? Berapa buku yang harus dibaca dalam rentang waktu seminggu? Target membaca yang kita buat dengan sendirinya akan memantapkan motivasi kita. Dengan menetapkan target membaca, maka kita berusaha membentuk kebiasaan membaca. Harus ada komitmen kuat dalam diri kita untuk mematuhi target membaca yang telah kita canangkan. Kita juga bisa menyuruh orang tua kita untuk mengontrol aktivitas membaca kita.
Membaca adalah perilaku positif. Perilaku yang harus diawali dengan pembiasaan sebelum akhirnya mendarah daging dalam keseharian kita. Ketika aktivitas membaca sudah menjadi kebiasaan, maka aktivitas membaca pun terus kita lakukan tanpa harus dipaksa dan diminta oleh guru atau tuntutan ujian sekolah.
Membaca tidak harus berupa buku. Banyak bahan bacaan yang bisa kita baca, misalnya surat kabar, internet pun juga bisa menjadi sumber bacaan.
Membaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang berguna bagi kehidupan kita semua. Seperti fisik yang perlu diberi makanan, demikian juga dengan otak kita. Membaca merupakan makanan terbaik bagi otak kita.
Ada ungkapan, jika kita bertemu dengan seorang teman yang berpisah lama, biasanya perubahan yang terjadi terhadap orang tersebut disebabkan oleh 3 faktor. Pertama, pengalaman hidup yang dilaluinya; kedua, lingkungan sekitarnya; dan terakhir, buku-buku yang dibacanya.
Melalui buku kita dapat menambah pengetahuan tentang suatu bidang ilmu. Melalui buku kita bisa menjelajahi dunia, termasuk tempat-tempat yang belum pernah kita kunjungi. Melalui buku kita bahkan bisa ‘mengenal’ orang-orang ternama, walaupun kita mungkin belum pernah berjumpa sebelumnya, dan belajar dari pengalaman hidup mereka. Melalui buku kita juga bisa mengetahui banyak hal yang sebelumnya menjadi ‘rahasia’. Dan melalui buku kita bisa lebih mengerti hidup ini.
Selain manfaat-manfaat di atas, pembicara ternama, Jim Rohn, bahkan mengatakan bahwa kita dapat menjadi pakar dalam suatu bidang jika kita hanya mau menginvestasikan waktu 1 jam setiap hari selama 5 tahun untuk mempelajari buku-buku mengenai bidang tersebut. Mari kita berhitung sejenak. Setahun 360 hari kerja dikali5 tahun sama dengan 1.800 jam. Siapa pun yang belajar suatu bidang ilmu selama 1.800 jam tentunya sudah pasti menguasainya secara mendalam.
Membaca juga menaikkan kualitas hidup kita ke tingkat lebih tinggi. Membaca menyebabkan terjadinya perubahan cara berpikir, yang tentunya diikuti dengan perubahan kualitas hidup, baik segi fisik, keuangan, karir, mental, sosial, dan bahkan spiritual.
Kita dapat memulai kebiasaan membaca dengan cara membuat komitmen untuk membaca sebuah buku setiap minggu. Dalam setahun ada 52 buku, berarti telah terjadi kemajuan sebesar 52 buku dalam hidup. Bayangkan perubahan positif yang terjadi terhadap hidup kita dengan penambahan pengetahuan dan wawasan 52 buku.
Ada sebuah fakta menarik tentang para pemimpin besar. Mereka semuanya memiliki kesamaan dalam satu hal: kebiasaan membaca secara teratur. Benjamin Franklin, Soekarno, Gandhi, Bill Gates, Barack Obama, Oprah Winfrey, dan Susilo Bambang Yudhoyono merupakan segelintir contoh para pemimpin yang meluangkan waktu di antara kesibukan sehari-hari untuk memberi makanan bagi pikirannya melalui buku-buku bagus. Dan konon katanya Bill Clinton membaca lebih kurang 300 buku selama kuliah hukum di University College, Oxford.
Pendiri Kyocera Group, seorang filantropis, dan pengarang buku favorit saya A Passion for Succes, Kazuo Inamori, mengatakan dalam bukunya: Your own experiences and those of others that you acquire through reading can provide a spiritual framework to succeed in life. Ternyata, selain pengalaman hidup kita, buku merupakan faktor sangat penting lain dalam membawa keberhasilan dalam hidup.
“The more I read, the more I meditate; and the more I acquire, the more I am enabled to affirm that I know nothing” . “Semakin banyak saya membaca, semakin banyak saya bermeditasi; dan semakin banyak yang saya dapatkan, semakin menegaskan bahawa saya tidak tahu apa-apa”
Mengapa membaca itu penting ?
Karena :
1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
2. Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan.
3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
4. Dengan sering membaca, orang bisa mengembangakan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
5. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
7. Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana.
8. Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
9.Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
10. Dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat; lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).
Selain membaca, Apa lagi hal yang harus kita lakukan untuk mengetahui sesuatu yang ingin kita ketahui ?
Bertanya !
Bertanya adalah contoh kritis atau tidaknya seseorang menghadapi masalahnya, dengan bertanya akan banyak sekali manfaat yang bisa di terima dan jawabannyapun akan menghasilkan solusi dari apa yang ingin diketahui, dengan pertanyaan seperti apa, dimana, siapa, berapa, bagaimana dan kenapa akan merangsang daya pikir seseorang untuk berkembang dan itulah namanya kecerdasan. Karena perbedaan tipis antara orang yang malas ( saya tidakmengatakan bodoh karena tidak ada satupun manusia yang bodoh atau tolol hanya saja malas ) dan pintar, dari seringnya bertanya, baik melalui diri sendiri, orang lain atau media yang lain seperti buku dan internet maka semakin banyak pengetahuan dan semakin cerdaslah manusia.
Tetapi terkadang saya sangat miris dengan pendidkan zaman sekarang yang mulai SD sampai Kuliah, ada kecenderungan dari anak-anak untuk diam seribu malu, jika sang dosen atau guru menawarkan kepada mereka ; Siapa yang mau bertanya? semuanya diam ….kalaupun ada yang mau bertanya masih lirik kanan dan kiri yang akhirnya tidak jadi bahkan ada yang di ancam oleh teman-temannya dan akhirnya takut untuk bersuara, waw that its riddicouluos !!, kalau sudah seperti itu bagaimana masyarakat kita bisa pintar dan cerdas.
Jadi tugas kita semua tidaklah ringan untuk membentuk sifat terhadap apa saja dan kapan saja..kita tidak boleh menyerah pada masalah krusial seperti ini, pasti ada solusinya; seperti memberi nilai tinggi bagi yang sering bertanya, pendekatan secara pribadi bagi mereka yang pintar tapi agak minder atau dengan lomba-lomba cerdas cermat, karena dengan aktifnya anak-anak bertanya akan memberikan stimulan terhadap pelajaran dan secara otomatis meningkatkan kecerdasan dan wawasan mereka.
Karena itu sangat benar sekali pepatah tua mengatakan ” Malu bertanya sesat di Jalan ” , Selama kita tidak brusaha cari tau dan bertanya maka yang terjadi adalah kita Malas dan tersesat. kalau sudah tersesat siapa yang mau menolong ? ya diri kita sendiri, jadi BERANI lah bertanya apapun itu, walaupun terjawab atau tidak terjawab,susah ataupun mudah, logis atau tidak logis dihina dan dimaki karena membuat pertanyaan konyol, jangan perdulikan, teruslah mencari JAWABAN..dan dengan jawaban itu kita mencari apa yang kita inginkan untul lebih baik di masa depan
Dalam bertanya, kitapun harus belajar.
Mengapa bertanya perlu dipelajari ?
Karena,
Pertama kita harus mengetahui apa yang ingin ditanyakan, dalam hal ini kita harus mengetahui persoalan atau permasalahannya. Ternyata, bagi beberapa orang mengalami kesukaran dalam bertanya. Mereka biasanya ingin menanyakan sesuatu tetapi tidak dapat mengungkapkan pertanyaanya. Seperti yang terjadi pada siswa maupun mahasiswa. Pada saat guru menerangkan pelajaran, sebagian dari siswa maupun mahasiwa ada yang kurang memahami apa yang diterangkan oleh guru atau dosen. Pada saat dosen menanyakan kepada mahasiswa, “Ada yang ditanyakan dari penjelasan tadi ?” kebanyakan mahasiswa diam seribu bahasa padahal mereka kurang begitu paham tentang apa yang dijelaskan dosenya tadi. Nah, hal itu dikarenakan kurangnya kreatifitas untuk membuat suatu pertnayaan atau Karena malu dan juga kurangnya rasa percaya diri.
Ternyata, bagi sebagian orang mengalami kesukaran untuk menstrukturkan kalimat pertanyaan.
Kultur bertanya ?
Di Indonesia, bertanya sering dianggap sebagai aib(memalukan), karena tidak tahu. Contoh saja disekolah. Ketika ada salah satu murid yang bertanya, kadang ada teman yang lain menertawakan. Memang, semakin banyak kita bertanya maka semakin terlihat kebodohan atau lebih tepatnya ketidaktahuan kita.
Orang Indonesia, terlalu banyak pengantar ketika bertanya.
Nah, bertanya saja butuh belajar. Berarti banyak sekali hal-hal yang belum kita ketahui didunia ini.
“This I know – that I know nothing.”
Mencari Pengetahuan !
“True knowledge exists in knowing that you know nothing”
“Pengetahuan sejati adalah mengetahui bahwa anda tidak tahu apa-apa”
Banyak cara dalam mencari pengetahuan. Membaca buku, menonoton acara televisi, dan masih banyak lagi. Apalagi sekarang ini. Mudah sekali mencari pengetahuan di Internet atau istilahnya mencari pengetahuan di dunia maya. Pengetahuan tersebut ada positif dan negatifnya. Tergantung dari kita sendiri dalam menyikapinya. Ada berbagai macam search engine yang dapat digunakan seperti Google, Yahoo, Bing dll. Dengan bantuan search engine , kita dapat mengetahui banyak hal didunia ini. Tinggal mengetik saja apa yang ingin kita ketahui. Tentunya banyak referensi yang akan anda dapatkan. Dalam hal ini anda harus bisa memilah-milah informasi yang anda iniginkan.
Perkembangan pengetahuan telah mengubah peradaban manusia. Pengetahuan mendorong manusia untuk mencari dan menemukan banyak hal-hal besar dalam sejarah. Mulai dengan James Watt menemukan mesin uap sampai saat ini, penemuan terus berlanjut. Sampai saat ini pengembangan nano chip untuk computer, mungkin setiap hari ada penemuan baru di Silicon Valley sana.
Perkembangan pengetahuan memberikan dampak yang positif dalam hal memudahkan serta memberi kualitas dalam kehidupan manusia. Tetapi kita juga tidak boleh tutup mata bagaimana pengetahuan ini juga sering mengarah ke hal-hal yang negative dan bukan untuk kebaikan manusia tetapi mengeksploitasi manusia bahkan membawa kematian bagi manusia .
Benarkah bangsa Indonesia itu bodoh dan tertinggal dalam berbagai bidang jika
dikomparatipkan dengan negara-negara tetangga atau negara lain yang
mempunyai latar belakang berbeda, budaya berbeda, pengalaman berbeda,
agama dan keyakinan berbeda, ideologi berbeda, kalau dalam penomena
sekarang berbeda Ipoleksosbudhankam agama .
Saya tidak sependapat dengan pemikiran itu, justru bangsa Indonesia itu pada
cerdas, pandai, cerdik, gigih dalam berjuang, namun disisi lain mempunyai
budaya tidak rela bila menonjolkan keakuan-nya sebab, apalagi bangsa
Indonesia mayoritas beragama Islam yang meyakini betul bahwa ana heru
minhu adalah sifat dari setan.
Sebenarnya manusia didunia ini tidak ada yang bodoh, tidak ada yang hebat, hal
ini seperti Wallhohi ahrojakum min butuni ummahatikum la ta lamuna saia
sesungguhnya manusia dilahirkan oleh ibunya tidak tau apa-apa. Lan tas siapa
yang memberi tahu, sudah barang tentu lingkungan sekitar memberikan
rangsangan untuk belajar.
pendapat dari Prof.Prahalad,
If you do not learn, you do not change, If you do not change, you die .
Dengan demikian manusia itu bisa berubah dari bodoh menjadi pandai, darilambat menjadi cerdik ternyata dari belajar. Hanya perlu kita sadari bahwaperubahan itu bisa terjadi dipengaruhi pula oleh Mental Models yang ada padadirinya masing-masing, sehingga pengetahuannya ada yang sudah lebih dulu memperoleh, ada yang belakangan dan mungkin juga ada yang tidak mau mencari tahu, sehingga seolah-olah terbelakang. Yang pada akhirnya tidak berani mengemukakan ide atau gagasan, walaupun dalam dirinya mempunyai
setumpuk pengalaman, yang mungkin orang lain tidak mempunyai pengalaman
itu.
Karena mental models sangat berbeda maka harus ada upaya menyamakan persepsi sehingga bisa berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, sudah barang tentu harus ada kemampuan merefleksikan apa yang dipikirkan oleh orang lain juga harus mampu mengasumsikan apa yang dipikirkan orang lain. Disinilah mental models akan berubah manakala ada keseimbangan antara inqueri dengan advocasi. Bila tidak maka ide atau gagasan
itu tidak akan tertuang dan tidak akan bisa dimunculkan, apalagi bila dalam sebuah komunitas terdapat kebiasaan memperolok-olokan orang lain, sudah dipastikan ide atau gagasan itu akan tertimbun dalam-dalam di otak seseorang.
Ide atau gagasan yang dimunculkan ke permukaan akan bisa diperbaiki dan dilengkapi oleh orang lain, sehingga dikemudian hari bisa diaplikasikan dan diimplementasikan dengan baik. Sesungguhnya Allah maha besar dan maha murah telah membentuk otak manusia dalam dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan, kedua otak ini harus sama sama terlatih secara seimbang supaya mampu mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, dan mampu mengungkapkan
perasaannya, sehingga ada kesamaan apa yang dikatakan dengan apa yang dipikir atau dirasa dalam hati qul haqqu walaukana muron katakan yang benar itu benar adanya walaupun terasanya pahit. Namun ada cara atau method mengungkapkan kebenaran itu dengan seni Ud u ila sabili robbika allah bil hikmah wal maoidoti hasanah wajadil hum billati hia akhsan ajaklah oleh mu kejalan Allah dengan cara yang baik supaya menjadi petunjuk dan menjadi
kebaikan.
Setiap orang mengungkapkan ide atau gagasan atau melakukan sesuatu juga dipengaruhi oleh paradigma yang ada pada dirinya karena menurut Prof. Dr.Mustopadidjaja,MPIA Paradigma sebagai teori dasar atau cara pandang yang fundamental, dilandasi nilai-nilai tertentu, dan berisikan teori pokok, konsepsi, asumsi metodologi atau cara pendekatan yang dapat digunakan para teoritisi dan praktisi dalam menaggapi sesuatau permasalahan baik dalam kaitan
pengembangan ilmu maupun dalam upaya pemecahan permasalahan bagi kemajuan hidup dan kehidupan manusia.
Dalam era global dimanaa terjadi borderless orang cenderung mengadopsi teori asing, teori dari barat kalau berbicara tidak mendasarkan pada teori barat seolah oleh tidak ilmiah, dan berfikir mundur. Padahal sebagai bangsa Indonesia harus bangga bahwa teori yang bisa digali dari lokal dan bisa menjadi daya ungkit dalam melakukan perbaikan cukup banyak, yang penting ada persepsi yang sama dalam menggunakan suatu teori. Sebaik apapun teori dihapal, apabila tidak mampu mengasumsikan dan merefleksikan dengan baik yang sesuai dengan lingkungan stratejik yang ada, maka terori itu tidak akan membumi.
Sekian dulu ya, see u…
Source :
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090311182348AA9Yzyf
http://www.andriewongso.com/artikel/artikel_anda/1356/Mengapa_Membaca/
http://artikel.sabda.org/node/721
http://agus-setiawan.com/mengapa-membaca-suka-lupa/
http://biung.student.umm.ac.id/category/manfaat-membaca/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar